Resume Integrasi Bangsa


Integrasi Bangsa

Integrasi bangsa adalah sebuah kesatuan dari berbagai kelompok budaya atau kelompok sosial dalam suatu wilayah. Integrasi bangsa berasal dari dua kata yaitu integrasi dan bangsa. 
Integrasi adalah kondisi pembauran dari berbagai komponen yang berbeda. Pembauran ini pada akhirnya akan membentuk sebuah kesatuan yang bulat dan utuh. 
Sedangkan bangsa adalah penggabungan beberapa kelompok yang memiliki prinsip yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama. Dengan kata lain integrasi bangsa adalah sebuah cerminan / representasi kesatuan sebuah bangsa di mata dunia.

Dalam prosesnya, integrasi dituntut adanya kesepakatan terhadap nilai-nilai umum yang ada didalam masyarakat melalui proses :

1. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkenbangan menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.

2. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

3. Asimilasi
Asimilasi adalah pebauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.

4. Enkulturasi
Enkulturasi merupakan proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

Faktor-Faktor pendorong Integrasi

Adapun faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
a. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
b. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
c. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
d. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
e. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
f. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
g. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun.

Faktor-faktor penghambat integrasi



Adapun factor-factor penghambat integrasi,sebagai berikut:
a. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
b. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
c. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
g.Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).


Pentingnya memahami identitas bangsa bagi integritas bangsa. Dengan memupuk dan mengembangkan terus menerus kebhinekaan sebagai identitas bangsa, dapat mengatasi berbagai macam konflik sosial yang ada di Indonesia, karena sila-sila yang terkandung diyakini mampu menumbuhkan dan mempertahankan rasa kebersamaan dalam kebhinekaan, selain itu perlu adanya penerapan sikap toleransi sehingga integritas bangsa tetap terjaga.

0 komentar:

Posting Komentar